Ternyata dalam 1 tahun ini begitu
banyak hal yang saya sesali. Rasanya begitu banyak keputusan yang telah diambil
namun dirasa salah dalam mengambil keputusan. Salah 1 keputusan yang saya ambil
adalah tidak melanjutkan kepengurusan himpro Imasika. Sangat disayangkan karena
saya tidak melanjutkannya di kepengurusan Imasika tahun 2012-2013 yang diketuai
oleh seorang sahabat yang telah saya pilih untuk mengemban amanah tersebut.
Begitu disayangkan ketika
saya tidak berada disuatu tempat dimana teman-teman saya berjuang mengurusi
organisasi ini. Terkadang terasa begitu berbeda dan asing saat mereka
membicarakan Imasika. Saya yang tidak bisa berpendapat memilih untuk terdiam
dan seksama mendengarkan. Seandainya seandainya, kata-kata tersebut yang selalu
terngiang di pikiran saat saya berada diantara mereka.
Namun saya sadari, saat saya
mengambil keputusan tersebut saya telah memikirkan segala konsekuensi yang
nantinya akan terjadi. Ternyata dari semua ini banyak hal yang bisa diambil hikmahnya, dan
tak selalu kata penyesalan yang terucap. Saya bersyukur, walau terkadang terasa
asing namun saya senang bisa mendengar keluh kesah teman-teman di organisasi
ini. Saya mencoba tetap berkontribusi dalam pelaksanaan kegiatan di organisasi
ini baik formal maupun tidak. Yah walau hanya dengan tenaga bukan pikiran. Semoga
segala sesuatu yang telah saya lakukan untuk organisasi ini bisa bermanfaat.
Terkadang saya berpikir bila saya
mengikuti Imasika dan diamanahkan untuk menjalankan suatu proker mungkin saya
hanya fokus pada proker tersebut. Tetapi dengan tidak adanya tanggung jawab penuh
pada suatu proker, saya bisa membantu teman-teman Imasika tanpa harus saling
memprioritaskan kegiatan tersebut. Apa yang saya lakukan ini semata karena
begitu besarnya kepedulian saya terhadap organisasi ini. Jika dipikir ulang,
untuk apa adanya sebuah kedudukan apabila kita tidak berkontribusi sepenuhnya
terhadap suatu kegiatan-kegiatan yang ada di suatu organisasi. Lebih baik tidak
memiliki kedudukan tetapi bisa berkontribusi langsung pada organisasi ini. Bukan
selembar sertifikat tetapi pengalaman dan rasa senang ketika bisa membantu
orang lainlah yang saya harapkan.
Satu hal lagi yang membuat saya
begitu merasa sedih yaitu saat saya sedang berkumpul bersama ketiga sahabat
yang kebapukkannya dasyat, ya sebut saja Ihsan, Alif, dan Dicky. Sedih disini
bukan saat berkumpulnya tetapi ketika kami pulang (setelah berkumpul) rasanya kami telah memiliki jalan
pulang yang berbeda. Satu tahun saya tinggal di kosan dekat dengan mereka,
makan, bercanda, bergadang mengerjakan tugas, tertawa, dan semua kegiatan yang
dilakukan bersama, apabila pergi bersamapun kami akan pulang ke tempat yang
sama dan bersama-sama. Tetapi kini kami harus berpisah, saat mereka mengantarkan
saya ke kosan, saya harus melihat mereka seolah-olah meninggalkan saya jauh dan
semakin jauh jaraknya. Hal ini tidak bisa saya sesalkan sepenuhnya. Begitu
banyak pertimbangan yang telah saya pikirkan ketika mengambil keputusan untuk
meninggalkan kosan lama beserta kebapukkan tersebut. Begitu berat saat saya
mengambil keputusan untuk meninggalkan mereka namun saya tidak bisa
mementingkan ego tanpa melihat kondisi keluarga saya saat itu. Tak banyak yang
tahu mengenai alasan mengapa saya mengorbankan hal tersebut dan saya berharap
tidak banyak yang tahu.
Mungkin banyak hal yang saya rasa
begitu konyol dan lucu. Saya mencoba berupaya untuk selalu bersama mereka.
Konyol tapi yah begitulah yang ingin saya lakukan. Egois tapi kebersamaan
tersebut yang membuat saya nyaman. Entah kenapa saya begitu merasa nyaman saat
bersama mereka, mungkin karena saya merasa memiliki beberapa kesamaan dan satu
pemikiran, mungkin inilah rasanya memiliki kakak yang bisa menjaga kita. Saat
bersama mereka banyak ekspresi yang bisa saya keluarkan. Salah satunya sifat
manja atau childish layaknya seorang
adik kepada kakaknya. Keakraban saya dengan mereka mungkin tidak lama terbentuk
namun saya merasa seolah-olah telah mengenal mereka begitu lama.
Semua yang saya tulis kali ini
mungkin terasa alay, lebay, atau apalah. Namun yang saya tahu, yah begitulah
yang saya rasakan. Intinya saya bersyukur telah dipertemukan dengan orang-orang
yang hebat baik di Imasika maupun tiga pria tampan dengan segala keterbapukkannya :D
2 comments:
tenang kawan, setiap keputusan itu tidak ada yang salah dan tidak ada yang benar pula, yang ada hanyalah risiko yang akan diterima dibalik keputusan tersebut (Anggara 2013)
Menurut gw juga lu udah banyak banget ngebantu Imasika tahun lalu
keren banget lah pokoknya sohib gw yang satu ini
sukses terus lah buat kita semua :D
Senin 3 maret 2014 jam 7.30.
Gimana caranya lu comment blog gue padahal lu bilang kalau lu masih tidur sekitar jam segini bukan?
haha.
Oke deh bang hasibuan, tengkyu banget atas semua kepercayaan yang udah diberikan kepada gue utk tetap diperbolehkan membantu organisasi di bawah kepemimpinan lu itu :D
Posting Komentar