Senin, 25 November 2013 | By: Wulan Suci Pamungkas

Penyesalan

Ternyata dalam 1 tahun ini begitu banyak hal yang saya sesali. Rasanya begitu banyak keputusan yang telah diambil namun dirasa salah dalam mengambil keputusan. Salah 1 keputusan yang saya ambil adalah tidak melanjutkan kepengurusan himpro Imasika. Sangat disayangkan karena saya tidak melanjutkannya di kepengurusan Imasika tahun 2012-2013 yang diketuai oleh seorang sahabat yang telah saya pilih untuk mengemban amanah tersebut. Begitu disayangkan ketika saya tidak berada disuatu tempat dimana teman-teman saya berjuang mengurusi organisasi ini. Terkadang terasa begitu berbeda dan asing saat mereka membicarakan Imasika. Saya yang tidak bisa berpendapat memilih untuk terdiam dan seksama mendengarkan. Seandainya seandainya, kata-kata tersebut yang selalu terngiang di pikiran saat saya berada diantara mereka.
Namun saya sadari, saat saya mengambil keputusan tersebut saya telah memikirkan segala konsekuensi yang nantinya akan terjadi. Ternyata dari semua ini banyak hal yang bisa diambil hikmahnya, dan tak selalu kata penyesalan yang terucap. Saya bersyukur, walau terkadang terasa asing namun saya senang bisa mendengar keluh kesah teman-teman di organisasi ini. Saya mencoba tetap berkontribusi dalam pelaksanaan kegiatan di organisasi ini baik formal maupun tidak. Yah walau hanya dengan tenaga bukan pikiran. Semoga segala sesuatu yang telah saya lakukan untuk organisasi ini bisa bermanfaat.
Terkadang saya berpikir bila saya mengikuti Imasika dan diamanahkan untuk menjalankan suatu proker mungkin saya hanya fokus pada proker tersebut. Tetapi dengan tidak adanya tanggung jawab penuh pada suatu proker, saya bisa membantu teman-teman Imasika tanpa harus saling memprioritaskan kegiatan tersebut. Apa yang saya lakukan ini semata karena begitu besarnya kepedulian saya terhadap organisasi ini. Jika dipikir ulang, untuk apa adanya sebuah kedudukan apabila kita tidak berkontribusi sepenuhnya terhadap suatu kegiatan-kegiatan yang ada di suatu organisasi. Lebih baik tidak memiliki kedudukan tetapi bisa berkontribusi langsung pada organisasi ini. Bukan selembar sertifikat tetapi pengalaman dan rasa senang ketika bisa membantu orang lainlah yang saya harapkan.
Satu hal lagi yang membuat saya begitu merasa sedih yaitu saat saya sedang berkumpul bersama ketiga sahabat yang kebapukkannya dasyat, ya sebut saja Ihsan, Alif, dan Dicky. Sedih disini bukan saat berkumpulnya tetapi ketika kami pulang (setelah berkumpul) rasanya kami telah memiliki jalan pulang yang berbeda. Satu tahun saya tinggal di kosan dekat dengan mereka, makan, bercanda, bergadang mengerjakan tugas, tertawa, dan semua kegiatan yang dilakukan bersama, apabila pergi bersamapun kami akan pulang ke tempat yang sama dan bersama-sama. Tetapi kini kami harus berpisah, saat mereka mengantarkan saya ke kosan, saya harus melihat mereka seolah-olah meninggalkan saya jauh dan semakin jauh jaraknya. Hal ini tidak bisa saya sesalkan sepenuhnya. Begitu banyak pertimbangan yang telah saya pikirkan ketika mengambil keputusan untuk meninggalkan kosan lama beserta kebapukkan tersebut. Begitu berat saat saya mengambil keputusan untuk meninggalkan mereka namun saya tidak bisa mementingkan ego tanpa melihat kondisi keluarga saya saat itu. Tak banyak yang tahu mengenai alasan mengapa saya mengorbankan hal tersebut dan saya berharap tidak banyak yang tahu. 
Mungkin banyak hal yang saya rasa begitu konyol dan lucu. Saya mencoba berupaya untuk selalu bersama mereka. Konyol tapi yah begitulah yang ingin saya lakukan. Egois tapi kebersamaan tersebut yang membuat saya nyaman. Entah kenapa saya begitu merasa nyaman saat bersama mereka, mungkin karena saya merasa memiliki beberapa kesamaan dan satu pemikiran, mungkin inilah rasanya memiliki kakak yang bisa menjaga kita. Saat bersama mereka banyak ekspresi yang bisa saya keluarkan. Salah satunya sifat manja atau childish layaknya seorang adik kepada kakaknya. Keakraban saya dengan mereka mungkin tidak lama terbentuk namun saya merasa seolah-olah telah mengenal mereka begitu lama.

Semua yang saya tulis kali ini mungkin terasa alay, lebay, atau apalah. Namun yang saya tahu, yah begitulah yang saya rasakan. Intinya saya bersyukur telah dipertemukan dengan orang-orang yang hebat baik di Imasika maupun tiga pria tampan dengan segala keterbapukkannya :D