Sabtu, 23 Maret 2013 | By: Wulan Suci Pamungkas

Aku disini sendiri
Menunggu ajal menjemput
Menjemput jiwa yang telah mati akan cinta

Aku berdiri sendiri
Di depan lorong kematian ini
Bagai seorang insan yang menantang kematian

Gelap, tiada secercah cahaya
Pucat, bagaikan bulan purnana
Kehidupan tiada warna, kelam

Sendiri, merenung
Menatap dengan pandangan hampa
Kosong tiada harapan

Aku bersandar pada sebuah sebuah pohon tanpa bunga
Daun berguguran diterpa angin
Aku terdiam dan kembali merenung

Lelah aku melangkah
Berjalan tanpa arah
Terkadang ku berlari namun lebih sering terjatuh

Raga ini lemah
Tak berdaya menopang kehidupan
Berat tak tertahan

Ku coba untuk terus berlari
Menuju hutan tak berpenghuni
Menuju pantai tanpa hembusan angin

Berteriak bagaikan orang bodoh
Menatap kembali ke depan
Menyaksikan kejamnya dunia

Aku masih tetap berlari dan berteriak
Bagaikan insan tanpa jiwa
Masih sering terjatuh

Tersadar akan ajal itu
Ku coba bangkit tanpa kata
Ku coba bangun dengan sadarku

Menyongsong hari esok
Dengan senyuman, tertawa, dan tangisan
Mencoba membentuk harapan yang nyaris hilang

Wahai jiwa yang kosong dengarlah ini
Aku akan bangkit dan mengisi kekosongan itu dengan harapan
Walau ku tahu semakin dekat ajal itu meneriakkan namaku

0 comments:

Posting Komentar