Aku disini sendiri
Menunggu ajal menjemput
Menjemput jiwa yang telah mati akan cinta
Menjemput jiwa yang telah mati akan cinta
Aku berdiri sendiri
Di depan lorong kematian ini
Bagai seorang insan yang
menantang kematian
Gelap, tiada secercah cahaya
Pucat, bagaikan bulan purnana
Kehidupan tiada warna, kelam
Sendiri, merenung
Menatap dengan pandangan hampa
Kosong tiada harapan
Aku bersandar pada sebuah
sebuah pohon tanpa bunga
Daun berguguran diterpa angin
Aku terdiam dan kembali merenung
Lelah aku melangkah
Berjalan tanpa arah
Terkadang ku berlari namun lebih
sering terjatuh
Raga ini lemah
Tak berdaya menopang kehidupan
Berat tak tertahan
Ku coba untuk terus berlari
Menuju hutan tak berpenghuni
Menuju pantai tanpa hembusan
angin
Berteriak bagaikan orang bodoh
Menatap kembali ke depan
Menyaksikan kejamnya dunia
Aku masih tetap berlari dan
berteriak
Bagaikan insan tanpa jiwa
Masih sering terjatuh
Tersadar akan ajal itu
Ku coba bangkit tanpa kata
Ku coba bangun dengan sadarku
Menyongsong hari esok
Dengan senyuman, tertawa, dan
tangisan
Mencoba membentuk harapan yang
nyaris hilang
Wahai jiwa yang kosong dengarlah
ini
Aku akan bangkit dan mengisi kekosongan itu dengan harapan
Aku akan bangkit dan mengisi kekosongan itu dengan harapan
Walau ku tahu semakin dekat ajal
itu meneriakkan namaku
0 comments:
Posting Komentar