Kamis, 16 September 2010 | By: Wulan Suci Pamungkas

Kebudayaan Indonesia

Indonesia Ajukan Tenun Sebagai Warisan Budaya
Pengakuan tenun sebagai warisan budaya Indonesia penting agar tidak diakui negara lain.
Jum'at, 27 Agustus 2010, 11:00 WIB
Hadi Suprapto, Agus Dwi Darmawan
Arsih (28), perempuan Suku Baduy, mengerjakan tenun songket di rumahnya, Banten. (ANTARA/Widodo S. Jusuf)
BERITA TERKAIT

* Tenun Lurik Yogya Terancam Punah

VIVAnews - Indonesia tengah mengusulkan ke badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Urusan Pendidikan, Sains, dan Kebudayaan (UNESCO) agar menjadikan tenun sebagai warisan budaya Indonesia. Usulan ini disampaikan oleh perkumpulan Cita Tenun Indonesia beberapa waktu lalu.

Ketua Cita Tenun Indonesia, Sari Hartanto Wibowo, mengatakan, pengakuan tenun sebagai warisan budaya Indonesia ini penting diakui dunia internasional agar 'insiden' batik yang terjadi tahun lalu tidak terulang.

"Mudah-mudahan upaya ini berhasil apabila seluruh bangsa Indonesia bergandengan tangan dan turut menggaungkan keberadaan tenun sebagai warisan bangsa Indonesia," kata Sari di sela acara pesta tenun di Ritz Carlton, Pacific Place, Jakarta, Jumat 27 Agustus 2010.

Acara pesta tenun ini diselenggarakan sebagai peringatan ulang tahun kedua perkumpulan Cita Tenun Indonesia. Dalam Pesta Tenun dihadirkan banyak jenis tenun sebagai karya-karya tenun perempuan Indonesia. Dalam acara pameran yang akan digelar tiga hari ini ada 50 stand, dengan aneka tenun.

Acara ini dibuka Ibu Negara Ani Yudhoyono. Terlihat mendampingi Ani Yudhoyono, istri Wakil Presiden Herawati Boediono, Menko Perekonomian Hatta Rajasa beserta istri, Deputi Menko bidang Industri dan Perdagangan Eddy Putra Irawadi, dan Gubernur DKI Fauzi Bowo beserta istri.

Presiden melalui Ibu Negara menitipkan pesan agar turut mendukung pengajuan tenun sebagai warisan budaya Indonesia. "Presiden menekankan pentingnya revitalisasi tenun agar mengejar prestasi batik yang sudah diakui dunia," kata Ani.

Menurut Ani, tenun sudah mempunyai persyaratan untuk mendunia. "Saya mendukung upaya itu, karena sudah secara turun-temurun tenun digunakan dan dibuat di negeri ini," kata Ani.

Sekarang tinggal bagaimana memaksimalkan keunggulan dan keunikan tenun sebagai masterpiece dan karya agung.

Indonesia, menurut Ani, adalah negara besar yang memiliki banyak kebudayaan. Dengan 17 ribu pulau dan 491 ras, setidaknya memiliki banyak ragam tenun terbanyak di dunia dengan populasinya tersebar di 33 provinsi. "Dari tiap daerah banyak tenun dengan masing-masing ciri," kata dia.

Misalnya, tenun ikat dari Palembang, endeg dari Bali, donggala dari Sulawesi Tenggara, ulos dari Batak, tapis dari Lampung, lurik dari Yogyakarta, tais dari Nusa Tenggara Timur, dan berbagai macam bentuk tenun lainnya. (art)

0 comments:

Posting Komentar