Jumat, 18 Januari 2013 | By: Wulan Suci Pamungkas

Aku, kamu dan dia

Sering aku bercerita tentangnya, mungkin terdengar bosan jika kalian mengetahuinya.
Entah sejak kapan aku mulai menyukaimu dan ku akui itu, rasa itu telah ku miliki lebih dari 1 tahun.
Lucu, sangat lucu, bahkan aku tidak tahu alasan mengapa aku menyukaimu.
Yang aku tahu, aku akan selalu khawatir ketika kamu melakukan kesalahan atau sesuatu yang buruk terjadi pada mu.
 Mungkin itu awal rasa ini, tepatnya 29 September 2011.

Aku tahu dan kamupun tahu tentang rasaku ini, aku lega walau aku tahu tidak ada hal istimewa aku dimatamu.
Kesedihanku dimulai ketika kamu melarang aku untuk mempertahankan rasa ini.
Awalnya cukup dengan kamu bisa mengizinkanku memiliki rasa ini aku akan bahagia, tapi bahkan izin itupun tak pernah ku dapat darimu.
Panjang perjalanan jika aku harus menceritakan kamu dari awal.

 Hari ini, ya hari ini ketika semua ujian telah dilalui.
Aku berdiri didepanmu, menatap lurus dirimu yang sedang asik berbincang dengan dia kekasihmu yang tak lain adalah temanku.
Menyedihkan, mungkin itu satu kata yang mencerminkan diriku saat ini.
Aku hanya terpaku menatapmu hingga kamu melewatiku, bahkan aku tidak yakin kamu menyadari kehadiranku.

Aku, kamu dan dia.
Kita dalam satu tempat dimana aku harus melihat kamu dengannya.
Hati ini bahagia ketika melihat kebahagiaanmu tapi aku tidak dapat menutupi kesedihanku, aku yang takkan pernah kau pilih.
Kamu memilih dia, itu artinya seberapa besar atau seberapa lama rasa ini ada, aku dan kamu tidak akan pernah bisa bersama, walau mungkin takdir merubah pendirianmu.
Karena jika aku tetap memilihmu maka aku adalah salah satu orang terjahat bagi dia temanku.
Maaf teman, aku menyukainya bahkan sebelum kalian bersama.
Aku harap dia temanku tidak tahu tentang rasaku ini terhadapmu.

0 comments:

Posting Komentar