Selasa, 03 Juni 2014 | By: Wulan Suci Pamungkas

Surat Untuk Sahabat

Dear Sahabat,
Ada kalanya kita begitu dekat bagai keluarga, tetapi ada masanya kita merasa begitu jauh dan tak saling tatap bagai orang asing. Mungkin kita sedang merasakan masa itu. Sedih dan sendiri saat ku tahu kau tak disampingku untuk berbagi keluh kesah. Tetapi jauh didalam hati ini, aku akan selalu bahagia jika kau bahagia.

Sahabat, betapa pentingnya dirimu sebagai tempatku bersandar dan berbagi tawa. Aku tak begitu berharap aku ada saat kau bahagia, namun aku selalu ingin aku ada saat kau butuh bantuan dan cukup dengan senyumanmu sebagai upah untukku. Tahukan mengapa? Karena aku tahu diluar sana ada yang bisa membahagiakanmu, ada orang yang lebih pantas mendengarkan gelak tawa itu.

Sahabat, satu pinta ku padamu jangan pernah lupakan aku sebagai sahabatmu walau sahabatmu ini tak pandai membantu semua keluh kesahmu. Aku ingin kau tahu betapa bahagianya aku karena telah diberi kesempatan pernah tertawa bersamamu dan menjadi sahabatmu.

Sahabat, ingatkah percakapan kita yang lalu. Kau memang tak berjanji tetapi ingatkah kata-kata ku itu? Pasti kau lupa, tetapi aku telah menunggumu di tempat itu. Aku bahkan menghabiskan 1 porsi es krim goreng, 1 porsi lumpia basah super pedas, dan 1 gelas es cokelat (okeh perut ini mulai bergejolak) sambil menunggu kehadiranmu tapi kau tak kunjung datang. Hari ini, aku hanya ingin berkata 'Selamat, kau telah berhasil melalui hari kemarin, berhasil memperpanjang usia mu'. Barakallah fii umrik dan semoga kau selalu bahagia. Alles gute zum geburtstag.

Dari aku, sahabatmu.