Rabu, 05 Maret 2014 | By: Wulan Suci Pamungkas

Terima Kasih Maret (1)

Hai Maret.
Akhirnya Tuhan mengizinkanku menemuimu 'lagi'.
Apa yang istimewa dari mu?
Aku tidak tahu bahkan hanya sedikit memori ku tentang kenangan indahmu itu.
Tetapi kali ini kau berhasil mengejutkanku kembali dengan memori lain.
Maret, kau hebat.
Kali ini kau mengawali kisahku begitu indah.
Persahabatan, cinta, kasih sayang, kebersamaan, kekompakkan, keterbapukkan semua kau tuliskan dalam memori ku secara bersamaan.
Semua kebahagiaan singkat itu, entah harus dari mana ku mulai bercerita.
Mungkin akan ku mulai saat ku terbangun dari mimpi yang tak pernah ku ingat.
1 Maret 2014, curug seribu, Makrab, Activator Chemist 47, dan Ihsan Anggara.
Mungkin kata-kata tersebut akan menjadi keyword dalam memori tentangmu Maret.
Tanggal 1 Maret 2014 adalah pertama kalinya kata MAKRAB AC47 terlontar dengan tegas.
Sebenarnya kami pernah melalui kebersamaan di kelas, laboratorium, bahkan saat fieldtrip.
Tetapi kata makrab itu benar-benar terwujud ya di awal maret ini.
Tertawa bersama, saling berbincang, bernyanyi, dan saling membantu saat melalui jalan setapak menuju curug seribu.
Rasanya seperti nostalgia jika teringat curug seribu.
Tempat ini selalu berhasil membuatku merasakan kebahagiaan bersama orang-orang tercinta ya tidak lain adalah teman dan sahabat ku.
Tetap terasa berbeda?
Ya, tentu saja.
Walau pemeran utamanya sama, tetapi semua pemainnya berbeda.
Namun tetap saja rasa bahagia itu yang tak pernah terlewatkan di tempat ini.
Sekilas seperti itulah gambaran dari keyword yang telah aku sebutkan sebelumnya.
Ada yang kurang?
Ya, hampir terlewatkan sang pemeran pembantu.
Tanpanya, tokoh utama akan terasa begitu membosankan untuk diceritakan.
Ya, sebut saja Ihsan Anggara.
Seorang sahabat yang selalu merepotkan dan bersedia direpotkan.
Begitulah pemeran pembantu, selalu melengkapi kisah sang tokoh utama.
Seseorang yang cuek namun sebenarnya peduli, seseorang yang selalu terlihat bahagia padahal sering mengalami fase galau, seseorang yang selalu kalah jika bermain poker melawan ku, dan seseorang yang telah membuatku melihatnya mendorong motornya sendiri hingga merepotkanku dengan memegangi helmya yang cukup berat.
Lucu, ya sangat lucu.
Hebatnya aku tak pernah merasa kerepotan atau keberatan dengan semua kelakuannya.
Bagai seorang kakak yang selalu merepotkan adiknya.
Tak merasa lelah sang adik mendampingi kakaknya, mungkin sang adik sering merengek namun adik takkan pernah membenci kakaknya.
Intinya begitulah gambaran kecil dari yang aku kenal darinya.
Dia yang memberiku semangat saat ku mulai tak berdaya, memberikan tangannya saat ku terjatuh, memberiku nasihat saat ku mulai lalai, membentangkan payung di kepalaku saat hujan mulai turun, memikul bebanku saat ku mulai lelah, mendengarkan keluh kesahku saat ku mulai bercerita, memberikan senyuman saat ku merasa sendiri, dan memberikan pundaknya saat ku ingin beristirahat.
Terlalu banyak yang dia berikan padaku, sedangkan aku hanya bisa memberikan kata semangat.
Aku jahat, mungkin bisa dikatakan seperti itu.
Sulit mendapatkan sosok sahabat/kakak seperti dia.
Segenap hati aku akan selalu berusaha menjaga kepercayaan dan kedekatan ini.
Sepertinya terlalu banyak aku bercerita walaupun sebenarnya itu hanya sebagian kecil yang bisa aku ceritakan, jika aku lanjutkan mungkin aku bisa membuat sebuah novel hehe.
Bosan, pasti akan terasa bosan membacanya.
Aku hanya mencoba menulis sesuatu yang tak ingin ku lupakan.
Maret, aku disini kan setia menunggu mu memberikan memori indah lainnya atas izin-Nya :)
Terima kasih Tuhan, terima kasih AC47 dan terima kasih Ihsan Anggara haha